Kurikulum
merupakan inti dari bidang pendidikan dan memiliki pengaruh terhadap seluruh
kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya kurikulum dalam pendidikan dan
kehidupan manusia, maka penyusunan kurikulum tidak dapat dilakukan secara
sembarangan. Penyusunan kurikulum membutuhkan landasan-landasan yang kuat, yang
didasarkan pada hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam. Penyusunan
kurikulum yang tidak didasarkan pada landasan yang kuat dapat berakibat fatal terhadap
kegagalan pendidikan itu sendiri. Dengan sendirinya, akan berkibat pula
terhadap kegagalan proses pengembangan manusia.
Menurut Hornby, landasan adalah suatu gagasan atau
kepercayaan yang menjadi sandaran, sesuatu prinsip yang mendasari. Dengan demikian
landasan pengembangan kurikulum adalah suatu gagasan, suatu asumsi, atau
prinsip yang menjadi sandaran atau titik tolak dalam mengembangkan kurikulum
agar dapat berfungsi sesuai dengan tuntutan pendidikan dalam Undang-Undang
Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Secara umum dapat
disimpulkan bahwa landasan pokok dalam pengembangan kurikulum adalah landasan
filosofis, landasan psikologis, landasan sosiologis, dan landasan ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK).
1.
Landasan Filosofis Pengembangan Kurikulum
Secara
istilah filsafat berasal dari dua kata Yunani Purba “philien” yang berarti cinta dan “sophia” yang berarti kebijaksanaan. Sedangkan menurut Socrates
(dalam Syaripudin 2007) menyebutkan bahwa filsafat adalah cara berfikir secara
radikal, menyeluruh, dan mendalam atau cara berfikir yang mengupas sesuatu
sedalam-dalamnya. Manfaat filsafat dalam pendidikan adalah untuk memecahkan
permasalahan pendidikan.
Kurikulum
pada hakekatnya adalah alat untuk mencapai tujuan pendidikan, karena tujuan
pendidikan sangat dipengaruhi oleh filsafat maka kurikulum yang dikembangkan
pun harus mencerminkan falsafah bangsa. Menurut Redja Mudyahardjo (1989),
terdapat tiga sistem pemikiran filsafat yang mempunyai pengaruh yang besar,
yaitu aliran Idealisme, aliran Realisme, dan aliran Pragmatisme.
2.
Landasan Psikologis Pengembangan Kurikulum
Perubahan
perilaku peserta didik dipengaruhi oleh faktor kematangan dan faktor dari luar
program pendidikan atau lingkungan. Kurikulum sebagai alat untuk mencapai tujuan
pendidikan sudah pasti berhubungan dengan proses perubahan perilaku peserta
didik. Oleh karena itu diperlukannya landasan psikologis untuk dapat
mengembangkan kurikulum agar perencanaan dalam kurikulum sejalan dengan
keadaan-keadaan yang terdapat dalam peserta didik. Atas dasar itu, terdapat dua
cabang psikologis yang penting diperhatikan dalam pengembangan kurikulum, yaitu
psikologi perkembangan dan psikologi belajar.
Psikologi
perkembangan dapat diartikan sebagai cabang ilmu psikologi yang mempelajari
proses perkembangan individu baik sebelum maupun setelah kelahiran berikut
kematangan perilaku (J.P.Chaplin, 1979). Ini dapat diartikan bahwa dalam proses
pengembangan kurikulum hendaknya memperhatikan perkembangan peserta didik yang
mempunyai kekhasan setiap fase perkembangannya agar proses pembelajaran
berjalan searah dengan perkembangan dalam diri peserta didik.
Psikologi
belajar merupakan suatu studi tentang bagaimana individu dapat belajar.
Sedikitnya ada tiga jenis teori belajar yang berkembang saat ini, yaitu teori
psikologi Kognitif, teori psikologi Humanistik, dan teori psikologi
Behavioristik.
3.
Landasan Sosiologis Pengembangan Kurikulum
Landasan
Sosiologis pengembangan kurikulum adalah asumsi yang berasal dari sosiologi yang
dijadikan titik tolak dalam pengembangan kurikulum. Sosiologis dijadikan
landasan karena asumsi yang menyatakan bahwa anak-anak berasal dari masyarakat,
mendapat pendidikannya di lingkungan masyarakat, sehingga harus diarahkan agar
mampu terjun dalam kehidupan masyarakatnya.
Tiap
masyarakat mempunyai kebudayaan sendiri-sendiri, oleh karena itu yang
membedakan masyarakat satu dengan yang lainnya adalah kebudayaan. Faktor kebudayaan merupakan hal yang penting dalam
pengembangan kurikulum, dengan pertimbangan :
a.
Individu lahir
tidak berbudaya, oleh karena itu sekolah/lembaga pendidikan mempunyai tugas
khusus untuk memberikan pengalaman kepada peserta didik, salah satunya dengan
kurikulum.
b.
Kurikulum pada
dasarnya harus mengkomodasi aspek sosial dan budaya, hal ini membawa implikasi bahwa
kurikulum harus bermuatan kebudayaan yang bersifat umum, seperti nilai-nilai,
sikap-sikap, pengetahuan dan kecakapan.
4.
Landasan Teknologis Pengembangan Kurikulum
Landasan
Teknologis adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari hasil-hasil riset atau penelitian
dan aplikasi dari ilmu pengetahuan yang menjadi titik tolak dalam mengembangkan
kurikulum. Kegiatan pendidikan membutuhkan dukungan dari penggunaan alat-alat
hasil industri seperti televisi, komputer, radio, kalkulator dll sebagai
penunjang pelaksanaan program pendidikan untuk menyiapkan siswa yang mampu
menghadapi masa depan dan perubahan masyarakat yang sangat pesat. Hal ini secara tidak langsung menuntut dunia
pendidikan untuk dapat membekali peserta didik agar mempunyai kemampuan
memecahkan masalah yang dihadapi sebagai pengaruh dari ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Sumber :
Tim Pengembangan
MKDP Kurikulum dan Pembelajaran.2011.Kurikulum
dan Pembelajaran. Jakarta : Rajawali Pers.
Semoga bermanfaat :) terus kunjungi http://sahabatpenasains.blogspot.com/ ya :0
BalasHapus