Cari Blog Ini

Senin, 11 Februari 2013

Landasan Pengembangan Kurikulum

Kurikulum merupakan inti dari bidang pendidikan dan memiliki pengaruh terhadap seluruh kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya kurikulum dalam pendidikan dan kehidupan manusia, maka penyusunan kurikulum tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Penyusunan kurikulum membutuhkan landasan-landasan yang kuat, yang didasarkan pada hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam. Penyusunan kurikulum yang tidak didasarkan pada landasan yang kuat dapat berakibat fatal terhadap kegagalan pendidikan itu sendiri. Dengan sendirinya, akan berkibat pula terhadap kegagalan proses pengembangan manusia.
Menurut Hornby, landasan adalah suatu gagasan atau kepercayaan yang menjadi sandaran, sesuatu prinsip yang mendasari. Dengan demikian landasan pengembangan kurikulum adalah suatu gagasan, suatu asumsi, atau prinsip yang menjadi sandaran atau titik tolak dalam mengembangkan kurikulum agar dapat berfungsi sesuai dengan tuntutan pendidikan dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Secara umum dapat disimpulkan bahwa landasan pokok dalam pengembangan kurikulum adalah landasan filosofis, landasan psikologis, landasan sosiologis, dan landasan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).
1.      Landasan Filosofis Pengembangan Kurikulum
Secara istilah filsafat berasal dari dua kata Yunani Purba “philien” yang berarti cinta dan “sophia” yang berarti kebijaksanaan. Sedangkan menurut Socrates (dalam Syaripudin 2007) menyebutkan bahwa filsafat adalah cara berfikir secara radikal, menyeluruh, dan mendalam atau cara berfikir yang mengupas sesuatu sedalam-dalamnya. Manfaat filsafat dalam pendidikan adalah untuk memecahkan permasalahan pendidikan.
Kurikulum pada hakekatnya adalah alat untuk mencapai tujuan pendidikan, karena tujuan pendidikan sangat dipengaruhi oleh filsafat maka kurikulum yang dikembangkan pun harus mencerminkan falsafah bangsa. Menurut Redja Mudyahardjo (1989), terdapat tiga sistem pemikiran filsafat yang mempunyai pengaruh yang besar, yaitu aliran Idealisme, aliran Realisme, dan aliran Pragmatisme.

2.      Landasan Psikologis Pengembangan Kurikulum
Perubahan perilaku peserta didik dipengaruhi oleh faktor kematangan dan faktor dari luar program pendidikan atau lingkungan. Kurikulum sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan sudah pasti berhubungan dengan proses perubahan perilaku peserta didik. Oleh karena itu diperlukannya landasan psikologis untuk dapat mengembangkan kurikulum agar perencanaan dalam kurikulum sejalan dengan keadaan-keadaan yang terdapat dalam peserta didik. Atas dasar itu, terdapat dua cabang psikologis yang penting diperhatikan dalam pengembangan kurikulum, yaitu psikologi perkembangan dan psikologi belajar.
Psikologi perkembangan dapat diartikan sebagai cabang ilmu psikologi yang mempelajari proses perkembangan individu baik sebelum maupun setelah kelahiran berikut kematangan perilaku (J.P.Chaplin, 1979). Ini dapat diartikan bahwa dalam proses pengembangan kurikulum hendaknya memperhatikan perkembangan peserta didik yang mempunyai kekhasan setiap fase perkembangannya agar proses pembelajaran berjalan searah dengan perkembangan dalam diri peserta didik.
Psikologi belajar merupakan suatu studi tentang bagaimana individu dapat belajar. Sedikitnya ada tiga jenis teori belajar yang berkembang saat ini, yaitu teori psikologi Kognitif, teori psikologi Humanistik, dan teori psikologi Behavioristik.

3.      Landasan Sosiologis Pengembangan Kurikulum
Landasan Sosiologis pengembangan kurikulum adalah asumsi yang berasal dari sosiologi yang dijadikan titik tolak dalam pengembangan kurikulum. Sosiologis dijadikan landasan karena asumsi yang menyatakan bahwa anak-anak berasal dari masyarakat, mendapat pendidikannya di lingkungan masyarakat, sehingga harus diarahkan agar mampu terjun dalam kehidupan masyarakatnya.
Tiap masyarakat mempunyai kebudayaan sendiri-sendiri, oleh karena itu yang membedakan masyarakat satu dengan yang lainnya adalah kebudayaan. Faktor kebudayaan merupakan hal yang penting dalam pengembangan kurikulum, dengan pertimbangan :
a.       Individu lahir tidak berbudaya, oleh karena itu sekolah/lembaga pendidikan mempunyai tugas khusus untuk memberikan pengalaman kepada peserta didik, salah satunya dengan kurikulum.
b.      Kurikulum pada dasarnya harus mengkomodasi aspek sosial dan budaya, hal ini membawa implikasi bahwa kurikulum harus bermuatan kebudayaan yang bersifat umum, seperti nilai-nilai, sikap-sikap, pengetahuan dan kecakapan.

4.      Landasan Teknologis Pengembangan Kurikulum
Landasan Teknologis adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari hasil-hasil riset atau penelitian dan aplikasi dari ilmu pengetahuan yang menjadi titik tolak dalam mengembangkan kurikulum. Kegiatan pendidikan membutuhkan dukungan dari penggunaan alat-alat hasil industri seperti televisi, komputer, radio, kalkulator dll sebagai penunjang pelaksanaan program pendidikan untuk menyiapkan siswa yang mampu menghadapi masa depan dan perubahan masyarakat yang sangat pesat.  Hal ini secara tidak langsung menuntut dunia pendidikan untuk dapat membekali peserta didik agar mempunyai kemampuan memecahkan masalah yang dihadapi sebagai pengaruh dari ilmu pengetahuan dan teknologi.

Sumber :
Tim Pengembangan MKDP Kurikulum dan Pembelajaran.2011.Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Rajawali Pers.

1 komentar:

  1. Semoga bermanfaat :) terus kunjungi http://sahabatpenasains.blogspot.com/ ya :0

    BalasHapus