Cari Blog Ini

Kamis, 07 Februari 2013

KONSEP KURIKULUM


Kurikulum dapat dipahami sebagai alat sentral bagi keberhasilan pendidikan. Peran ini menjadi kunci bagaimana pendidikan akan diarahkan. Ini berkaitan erat dengan proses pembelajaran sebagai ruang beraktivitas belajar anak didik supaya mereka mendapat bekal pengetahuan yang baik dan mampu membangun kekuatan kecerdasan baik kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Melihat dari peranannya yang begitu penting dalam proses keberlangsungan pendidikan, maka apa sebenarnya makna kurikulum?? Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, yang berbunyi bahwa “ kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

A.    Konsep Kurikulum
Menurut Heri Suhendri dalam situs http://mybatik.wordpress.com Ada tiga konsep tentang kurikulum :
1.      Kurikulum sebagai substansi, yaitu suatu kurikulum dipandang orang sebagai suatu rencana kegiatan belajar bagi murid-murid di sekolah, atau sebagai suatu perangkat tujuan yang ingin dicapai.
2.      Kurikulum sebagai sebagai sistem, yaitu sistem kurikulum merupakan bagian dari sistem persekolahan, sistem pendidikan, bahkan sistem masyarakat, dan
3.      Kurikulum sebagai bidang studi, yaitu merupakan bidang kajian para ahli kurikulum dan ahli pendidikan dan pengajaran. Tujuan kurikulum sebagai bidang studi adalah mengembangkan ilmu tentang kurikulum dan sistem kurikulum.

B.     Komponen Kurikulum
Pada dasarnya kurikulum memiliki komponen pokok dan komponen penunjang yang saling berkaitan dan berinteraksi satu sama lainnya dalam rangka mencapai tujuan tersebut. Pendapat para ahli berbeda-beda, menurut Subandiyah (1993: 4-6) mengemukakan ada 5 komponen kurikulum, yaitu:
(1) komponen tujuan;
(2) komponen isi/materi;
(3) komponen media (sarana dan prasarana);
(4) komponen strategi dan;
(5) komponen proses belajar mengajar.

Sementara Soemanto (1982) mengemukakan ada 4 komponen kurikulum, yaitu:
(1) Objective (tujuan);
(2) Knowledges (isi atau materi);
(3) School learning experiences (interaksi belajar mengajar di sekolah) dan;
(4) Evaluation (penilaian).
C.    Fungsi Kurikulum
Kurikulum memiliki tiga fungsi, yaitu:
1.    Fungsi bagi sekolah yang bersangkutan.
Kurikulum berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan di sekolah (tujuan institusional dan tujuan pembelajaran) dan sebagai pedoman yang dijadikan acuan dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah.
2.    Fungsi bagi sekolah di tingkat yang lebih tinggi.
Kurikulum yang digunakan di suatu jenjang sekolah tertentu dijadikan sebagai dasar yang berkesinambungan bagi pengembangan kurikulum pada jenjang berikutnya. Misalnya, kurikulum yang berlaku di tingkat SD akan dijadikan dasar bagi pengembangan kurikum pada tingkat SMP, begitu juga  seterusnya.
3.    Fungsi bagi masyarakat
Masyarakat sebagai pengguna jasa pendidikan tentunya memiliki harapan dan kepentingan tertentu terhadap sekolah. Oleh karena itu, sekolah harus dapat mengakomodir harapan dan kepentingan masyarakat tersebut yang dituangkan dalam kurikulum.
D.    Hubungan kurikulum dengan teori pendidikan
            Nana S. Sukmadinata (1997) mengemukakan empat jenis hubungan kurikulum dengan teori pendidikan, yaitu :
1.    Pendidikan klasik (classical education), yang memandang bahwa pendidikan berfungsi sebagai upaya memelihara, mengawetkan dan meneruskan warisan budaya. Teori pendidikan ini lebih menekankan peranan isi pendidikan dari pada proses.
2.    Pendidikan pribadi (personalized education). Konsep pendidikan ini bertolak dari asumsi bahwa sejak dilahirkan anak telah memiliki potensi-potensi  tertentu. Pendidikan harus dapat mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki peserta didik dengan bertolak dari kebutuhan dan minat peserta didik.
3.    Teknologi pendidikan, yakni suatu konsep pendidikan yang mempunyai persamaan dengan  pendidikan klasik tentang peranan pendidikan dalam menyampaikan informasi. Namun diantara keduanya ada yang berbeda. Dalam tekonologi pendidikan, lebih diutamakan adalah pembentukan dan penguasaan kompetensi atau kemampuan-kemampuan praktis, bukan pengawetan dan pemeliharaan budaya lama.
4.    Pendidikan interaksional, yaitu suatu konsep pendidikan yang bertitik tolak dari pemikiran manusia sebagai makhluk sosial yang senantiasa berinteraksi dan bekerja sama  dengan manusia lainnya.
Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar